Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Materi Pertemuan ke-3 dan Ke-4

SMART ECONOMY
Smart Economy, dengan pertanyaan besarnya adalah bagaimana TI bisa jadi media untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat kota. Kuncinya adalah dengan menggunakan TI maka peluang untuk membentuk jaringan sosial yang baru terbuka sangat lebar. Generasi muda sangat aktif menggunakan media sosial membuat mereka mempunyai akses informasi yang besar, jaringan sosial yang luas, sehingga menjangkau audiens yang lebih luas. Pemanfaatan potensi ini untuk mendukung kewirausahaan (technopreneur) akan sangat positif. Dengan akses terhadap TIK yang merata pada warga kota, seperti tersedianya akses internet cepat dan murah, kecilnya gap warga terhadap teknologi baru, maka akan membuat aktivitas ekonomi menjadi bergairah dengan mudahnya melihat potensi bisnis yang mendorong kemunculan entrepreneur entrepreneur baru.
Smart Economy diringkas menjadi dua hal. Pertama membuka akses informasi yang luas sehingga meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas ekonomi yang efektif. Kedua untuk aktivitas bisnis yang sudah berjalan, akan mereduksi biaya operasional lebih minimal, lebih produktif dan tumbuh dalam konteks ’sustainable’. Pertanyaan selanjutnya bagaimana membuat bisnis lebih produktif serta efisien, salah satu jawabannya adalah Datafication, alias mengusahakan semua aktivitas bisnis dapat direpresentasikan dalam bentuk data dan tercatat, untuk itu perlu ‘attitude / SOP’ yang disiplin dalam usaha usaha untuk tertib data (data entry), pengumpulan data, crawling data, data analytics dan lain lain.

SMART PEOPLE
Smart people adalah salah satu dimensi penting dari smart city, smart people dapat disebut sebagai masyarakat yang ikut berpatisipasi secara langsung demi terciptanya smart city dan juga mendukung untuk pembentukan smart city 

Pengaruh Smart People Dalam Smart City
Modal sosial dalam smart people terhadap smart city sangat terpengaruh besar melalui  menguat:
1. Meningkatnya rasa tanggung jawab  terhadap kepentingan publik
2. Meluas partisipasi dalam proses demokrasi antar masyarakat
3. Menguatnya serasian, dan menurunnya kejahatan
Peran smart people terhadap smart city 
Peran smart people terhadap smart city yaitu sebagian dari masyarakat ikut berpartisipasi terhadap perkembangan kota tersebut. Jadi dapat diartikan masyarakat yang mendukung kotanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Smart people dapat berupa komunitas ataupun kumpulan dari sebagian masyarakat yang memiliki gagasan untuk membangun kotanya agar lebih maju

SMART GOVERNMENT
Smart Government merupakan salah satu elemen dasar yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Smart City. Secara umum, Smart Government adalah istilah yang merujuk pada pengimplementasian ICT pada layanan publik di bidang pemerintahan secara efektif. Sedangkan, Smart City selain mencakup administrasi pemerintahan juga menangani layanan kesehatan, transportasi, pendidikan, dan sebagainya.
Pertanyaan seputar konsep penggabungan jalan keluar permasalahan layanan administratif di masyarakat dengan teknologi sudah menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia sejak lama. Hal itu juga lah yang kemudian mendorong munculnya istilah egovernment di masa lalu.
Kala itu, egovernment berfokus pada inisiatif supaya teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pelayanan publik. Kemudian beberapa waktu setelahnya, implementasi egovernment mulai terlihat dengan adanya pelayanan secara realtime dan lebih cepat di instansiinstansi pemerintahan. Sayangnya, kelemahan dari konsep egovernment adalah pelayanannya bersifat eksklusif, artinya masih terpisahpisah untuk tiap layanan dan instansi.
Dengan landasan egovernment yang sudah ada, maka kemudian muncul versi pembaruan yang bernama Smart Government. Di dalam Smart Government, pelayanan publik dilakukan secara terpusat, sistem pelayanannya sudah terintegrasi. Dampaknya adalah sistem dalam Smart Government dapat menopang dan menjamin kemudahan akses layanan secara efektif.
Dalam beberapa praktiknya di Indonesia sampai saat ini, Smart Government memiliki nama dan integrasi sistem yang berbedabeda untuk tiap daerah. Namun konsep yang dibawa sebenarnya sama, yaitu pada kemudahan pelayanan publik dan perizinan. Contohnya Pemerintah Kota Surabaya dan Kabupaten Sleman, melalui mesin bernama eKios. Sistem eKios adalah kios pelayanan publik yang bersifat realtime dan satu pintu. Melalui eKios masyarakat bisa mengajukan semua bentuk perizinan dan permohonan jasa publik tanpa harus berpindah dari satu instansi pemerintah ke instansi lain. Hingga April 2015, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan bahwa sudah ada 203 eKios di seluruh Surabaya.
Sedangkan di Jakarta dan Bandung, selain kemudahan pelayanan publik dan perizinan, konsep lain Smart Governmentnya adalah transparansi. Yaitu mendekatkan masyarakat dengan pegawai pemerintahan. Pengaduan kepada pemerintah dan pemberian reputasi kepada perangkat daerah dapat dilakukan secara langsung melalui aplikasi online.
Beberapa kota tersebut juga mengintegrasikan Smart Government secara langsung dengan aplikasi besar Smart City. Keseriusan Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan integrasi ini dibuktikan dengan dibangunnya Command Center, pusat kendali untuk seluruh komponen Smart City termasuk Smart Government.
Langkah serupa juga segera diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Pasca terwujudnya Smart Government, berarti pemerintah daerah tidak lagi hanya berlomba dengan daerah lain secara nasional dalam hal kualitas pelayanan publik, tetapi juga secara global. Smart Government diarahkan supaya mampu membangun Smart City yang ramah bagi semua orang.
Artinya, Smart Government harus mampu mempertahankan dan meningkatkan kemudahan akses allinone. Tidak ada lagi kebingungan, antri panjang di berbagai instansi pemerintahan, dan mengisi formulir kertas berlembarlembar.

SMART MOBILITY
Salah satu indikator smart city adalah smart mobility, yaitu sistem pergerakan yang memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan secepat mungkin. Adapun indikator dari smart mobility, menurut Boyd Cohen, ada tiga yaitu Mixed modal access, Prioritized clean and non-motorized options, and integrated ICT.
Inti dari pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan adalah aksesibilitas dan mobilitas, sistem pergerakan yang baik adalah sistem dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dan dengan mobilitas yang juga tinggi. Namun tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi saja tidak cukup untuk mengatakan suatu sistem pergerakan cerdas, sistem pergerakan yang cerdas adalah sistem pergerakan yang meminimalisir pergerakan itu sendiri.
Jadi, smart mobility dapat diartikan sebagai sebuah kota dengan sistem pergerakan yang memungkinkan pencapaian tujuan dengan pergerakan yang sesedikit mungkin (less mobility), hambatan serendah mungkin (move freely), dan waktu tempuh sesingkat mungkin (less travel time).

SMART ENVIRONMENT
SMART ENVIRONMENT adalah suatu lingkungan yang ditunjang oleh adanya teknologi yang berkembang secara pesat.
Lingkungan cerdas meliputi aspek-aspek berikut :
1. Teknologi informasi
2. Komunikasi nirkabel
3. Sistem operasi
4. Speech recognition
5. Pengolahan citra, gambar pengakuan
6. Sensor desain kalibrasi, Motion deteksi
7. Pemrosesan paralel
8. Jaringan komputer
9. Desain algoritma
10. Sensor

Teknologi penunjang lingkungan cerdas :
1. Sumber energi
    Sumber energi bagi peralatan pervasif sangat menetukan dalam menjalankan lingkungan pintar.
2. Jaringan
    Yang termasuk dalam jaringan adalah infrastruktur penghubung dan protokol pertukaran data. Infrastruktur penghubung erat kaitannya dengan topologi jaringan dan berbagai masalah yang terkait di dalamnya.
3. Aktuator
    Akuator adalah alat penampil informasi dan yaang bertindak berdasarkan input. akuator dapat berupa layar, cahaya pompa dan lain sebagianya. Akuator memeiliki  karakteristik yang sama dengan sensor dan terkadang berada dalam satu perangkat yang sam.
4 Middleware
   Middleware adalah infrastruktur pelayan yang memperoses data-data dalam lingkungan pintar sehingga dapat interpretasikan.
5. Aplikasi
    Aplikasi adalah bagaimana aplikasi dapat beradaptasi terhadap keadaan yang berubah-ubah. sebuah aplikasi tidak lagu harus mengeksekusi secara efesien.

SMART LIVING
Smart living merupakan paradigma gaya hidup yang mengutamakan kecermatan, kepraktisan, dan kreativitas. Menurut Ossiatzki (konsultan arsitek design) “Konsep smart living intinya merupakan konsep tempat tinggal yang tak hanya berpusat pada estetika, namun juga kondisi sang pemilik dan lingkungan sekitarnya”. Konsep smart living adalah solusi yang tepat untuk gaya hidup modern saat ini. Salah satu gaya hidup yang di terapkan adalah green lifestyle, yang diyakini akan dapat memberikan kehidupan yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan dan generasi mendatang.
Saat ini, konsep smart living memang sedang diterapkan oleh banyak pengembang perumahan, dikarenakan gaya hidup praktis memang dianggap mampu menjawab kebutuhan akan perumahan mengingat kondisi perumahan dan tata ruang saat ini yang semakin sempit. Dalam merancang rumah memang selalu dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan kiat-kiat baru. Dalam menciptakan smart living, membutuhkan 4 aspek, yaitu;
Kenyamanan
Sebuah tempat tinggal harus membuat pemiliknya merasa nyaman. Definisi nyaman berarti sang pemilik merasa rumahnya adalah tempat di mana dirinya mendapatkan privasi yang mereka inginkan tanpa merasa terganggu. Keadaan serta kondisi rumah pun harus sesuai dengan keinginan sang pemilik.
Keamanan
Aspek lain yang berkesinambungan dengan kenyaman ialah keamanan. Sebuah hunian atau tempat tinggal harus memberikan rasa aman tak hanya bagi pemilik, namun juga bagi keluarga dan material penyusunnya. Selain itu, lingkungan tempat tinggal juga harus memberikan rasa aman.
Sehat
Hunian yang sehat harus memiliki sistem ventilasi yang baik di mana aliran udara dapat dengan mudah keluar masuk rumah. Tak hanya itu, banyak rumah dengan konsep smart living memiliki jendela kaca besar sehingga pencahayaan alami didapatkan di siang hari dan mengurangi pemakaian listrik. Sistem drainase dan tempat pembuangan sampah pun harus diperhatikan. Pasalnya, hunian sehat tak hanya menyehatkan sang pemilik rumah, namun harus juga menyehatkan orang dan lingkungan sekitar.
Efisien
Efisien berarti semua ruangan memiliki fungsi masing-masing dan tidak ada satu pun sudut ruangan tersebut yang tidak terpakai atau dibiarkan kosong.

Dalam konsep smart living ini berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
Manfaat Smart Living :
  • Kemudahan akses terhadap layanan pendidikan
  • Kemudahan akses terhadaplayanan kesehatan
  • Pengembangan peran media
  • Kemudahan akses terhadap jaminan keamanan
MILENIUM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
 Millineum Developments Goals atau biasa disingkat MDGS yaitu kebijakan yang telah dibuat oleh PBB dan sudah di tandatangani lebih dari 16 negara salah satunya adalah Indonesia. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dimana dalam mewujudkan misi ini progress kerjanya yaitu dari tahun 2000-2015.
Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
MDGs sendiri memiliki 8 pokok tujuan yang harus di capai yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

CONTOH SMART CITY DI INDO
1.    Surabaya
2.    Makassar
3.    Balikpapan
4.    Palembang
5.    Bandung dll

CONTOH SMART CITY DI LUAR NEGERI
1.    Berlin, Germany
2.    Sydney, Australia
3.    Singapore
4.    Tokyo, Jepang
5.    Seoul, Korea Selatan
6.    New York, Amerika dll.

ISLAMIC CITIES
Kota atau masyarakat yang Islami adalah kota atau masyarakat yang mendasarkan tata cara hidupnya berdasarkan keimanan kepada Allah, Rasul-Nya dan Hari Akhir.
Dengan berdasarkan pada indikator yang semestinya seperti di atas, maka tidak akan mungkin seseorang itu disebut “Hindu-Islami”, “Kristen-Islami”. Seorang Hindu tidak percaya kepada Allah Yang Maha Esa mustahil disebut Islami. Seorang Kristen yang tidak percaya risalah Nabi Muhammad Saw tidak masuk akal disebut Islami.
Hindui-Islami atau Kristiani-Islami adalah dua hal yang bertolak belakang. Jadi, tidak mungkin masyarakat yang Kristen pada saat sama Islami. Jika masyarkat Non-Muslim itu mengamalkan sebagian kecil ranting-ranting Islam pun tidak serta merta disebut Islami. Sebab, pondasinya saja tidak Islam. Sesuatu itu tegak tergantung pondasi dan akar. Bukan pada ranting dan cabang.

GREEN CITY
Tujuan dari Green City sendiri yaitu untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial
Dalam Green City ini terdapat 8 elemen yaitu : 
·         Green planning and design (Perencanaan dan rancangan hijau)
merupakan perencanaan tata ruang yang berprinsip pada konsep pembangunan kota berkelanjutan. Green city menuntut perencanaan tata guna lahan dan tata bangunan yang ramah lingkungan serta penciptaan tata ruang yang atraktif dan estetik.
·         Green open space ( Ruang terbuka hijau)
Ruang terbuka hijau adalah salah satu elemen terpenting kota hijau. Ruang terbuka hijau berguna dalam mengurangi polusi, menambah estetika kota, serta menciptakan iklim mikro yang nyaman. Hal ini dapat diciptakan dengan perluasan lahan taman, koridor hijau dan lain-lain
·         Green waste (Pengelolaan sampah hijau)
Green waste adalah pengelolaan sampah hijau yang berprinsip pada reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang) dan recycle (daur ulang). Selain itu, pengelolaan sampah hijau juga harus didukung oleh teknologi pengolahan dan pembuangan sampah yang ramah lingkungan. Contoh penerapan konsep zero waste ini yaitu sebagai berikut:
Penanganan Sampah 3-R
Pemilahan Sampah
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
·         Green transportation ( Transportasi hijau)
Green transportation adalah transportasi umum hijau yang fokus pada pembangunan transportasi massal yang berkualitas dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan penggunaan transportasi massal, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang mendukung perkembangan transportasi massal, mengurangi emisi kendaraan, serta menciptakan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.
·         Green water ( Manajemen air yang hijau)
Konsep green water bertujuan untuk penggunaan air yang hemat serta penciptaan air yang berkualitas. Dengan teknologi yang maju, konsep ini bisa diperluas hingga penggunaan hemat blue water (air baku/ air segar), penyediaan air siap minum, penggunaan ulang dan pengolahan grey water (air yang telah digunakan), serta penjagaan kualitasgreen water (air yang tersimpan di dalam tanah).
Konsep perencanaan green water yang berdasarkan P2KH, meliputi pemenuhan 3 aspek terkait kondisi ketersediaan sumber airnya, yaitu:
· Kualitas air : pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air yang ramah lingkungan
· Kuantitas air : pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air yang menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat
· Kontiunitas air : menjamin ketersediaan air sepanjang waktu
·         Green enery ( Energi hijau)
Green energi adalah strategi kota hijau yang fokus pada pengurangan penggunaan energi melalui penghemetan penggunaan serta peningkatan penggunaan energi terbaharukan, seperti listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, listrik dari emisi methana TPA dan lain-lain.
Penerapan konsep green energy pada perencanaan kota hijau yaitu terkait penggunaan energi yang efektif dan ramah lingkungan. Dengan indikator :
•  Efisiensi energi : penghematan energi
•  Energi terbarukan : pembuatan kebijakan penggunaan energi terbarukan
• Perubahan iklim : menyiapkan rencana pengurangan emisi karbon dari kegiatan   perkotaan (industri, transportasi dan pengolahan limbah)
·           Green building ( Bangunan hijau)
Green building adalah struktur dan rancangan bangunan yang ramah lingkungan dan pembangunannya bersifat efisien, baik dalam rancangan, konstruksi, perawatan, renovasi bahkan dalam perubuhan. Green building harus bersifat ekonomis, tepat guna, tahan lama, serta nyaman. Green building dirancang untuk mengurangi dampah negatif bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan penggunaan energi, air, dan lain-lain yang efisien, menjaga kesehatan penghuni serta mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
·            Green community ( Komunitas hijau)
Green community adalah strategi pelibatan berbagai stakeholder dari kalangan pemerintah, kalangan bisnis dan kalangan masyarakat dalam pembangunan kota hijau. Green community bertujuan untuk menciptakan partisipasi nyata stakeholder dalam pembangunan kota hijau dan membangun masyarakat yang memiliki karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan, termasuk dalam kebiasaan membuang sampah dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program kota hijau pemerintah.

Dalam menerapkan konsep green city ini maka kita pasti akan menemukan kelebihan ataupun kekurangan  dari konsep tersebut yang salah satunya yaitu pada kelebihannya berupa konsep green city ini dapat memenuhi kebutuhan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu kawasan atau kota, sehingga dapat mengurangi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan, kemudian dapat meminimalisirkan timbulnya bencana alam, mengurangi tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan ataupun kegiatan industri lainnya, serta mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkan.
Sedangkan kekurangannya berupa kurangnya kajian mengenai suatu keadaan atau kondisi yang ada pada suatu kota atau wilayah tertentu. Karena apabila kita melakukan kesalahan dalam menganalisa dan mengkaji kondisi suau wilayah maka akan menimbulkan permasalahan yan dapat mempengaruhi penerapan konsep green city ini. Lalu pelaksanaan dalam penerapannya yang tidak tertata sehingga menimbulkan citra penghijauan yang asal jadi tanpa melihat bagaimana dampak positif dan negatif dari penerapan konsep ini.

ECO CITY/ECO TOWN
Konsep Eco City adalah konsep yang diterapkan oleh sebuah kota yang ramah lingkungan dan juga untuk menjadi kota yang berkelanjutan. Konsep ini diterapkan di negara-negara maju seperti Jerman, Amerika, Singapura, dan Inggris. Yang dimaksud kota yang berkelanjutan adalah kota yang mampu memanajemen kotanya dalam segala aspek baik lingkungan, ekonomi, Sumber Daya Alam, dan manusianya sendiri.
           Konsep ini mengajarkan kita untuk kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada. Kita diajak untuk tidak membawa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, membuat Ruang Terbuka Hijau, dan juga tidak merusak lingkungan alam. Saat ini pemanasan global sudah banyak membawa dampak yang buruk bagi negara-negara di dunia. Sehingga negara-negara maju menerapkan konsep ini.
          Pertambahan penduduk juga menjadi faktor pendorong diterapkannya konsep ini. Dengan bertambahnya penduduk maka lahan yang ada pun semakin berkurang sehingga tidak adanya ruang terbuka hijau sehingga kota tidak menjadi berkelanjutan. Kota yang ideal seharusnya memiliki 30% ruang terbuka hijau dari luas kota seluruhnya. Untuk menerapkan konsep ini maka dibutuhkan strategi berikut.
1. Look
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah look (melihat). Kita harus melihat kota yang berhasil menerapkan konsep eco city seperti di Singapura.
2. Copy
Langkah selanjutnya yaitu copy. Setelah kita melihat negara tersebut dan mempelajari tentang tata ruang kota di negara tersebut kemudian kita terapkan di kota kita seperti di Jakarta
3. Add (inovasi) 
Langkah yang terakhir yaitu inovasi. Kita membutuhkan inovasi dalam menerapkan konsep tersebut karena tidak semua negara sama. Contoh di Indonesia. Kita tidak dapat langsung menerapkan konsep ini karena kondisi alam, geografis, dan topografi yang berbeda dengan Singapura sehingga dibutuhkan inovasi dalam menerapkan konsep ini di Indonesia.

WATERFRONT CITY
Waterfront City merupakan Kota di tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau. Pengertian “waterfront” dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan. Waterfront Development diartikan suatu proses pembangunan yang memiliki kontak visual dan fisik dengan air, pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota berorientasi pada perairan.

SUMBER
Andre. 2015. Smart Economy: Smart City dalam Konteks Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Hendri, Yuli. 2015. Konsep Smart City;Smart Mobility. SAAPK – ITB.

Laras. 2012. SMART CITY. Universitas Diponegoro.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

COMPACT CITY

Compact city adalah suatu konsep desain dan perencanaan perkotaan yang terfokus terhadap pembangunan berkepadatan tinggi dengan penggunaan yang beragam dan bercampur jadi satu dalam suatu lahan yang sama untuk mengefisienkan lahannya semaksimal mungkin. Compact city pertama kali dicetuskan oleh George Dantzig dan Thomas L. Saaty yang merupakan matematikawan yang memiliki sebuah pikiran mengenai bagaimana cara untuk menggunakan sumber daya yang ada seefisien mungkin. Pemikiran tersebut lalu menginspirasi banyak perencana untuk membuat rencana kota yang jauh lebih efisien. Konsep compact city didasarkan kepada sistem transportasi publik yang efisien dan memiliki wajah perkotaan yang lekat dengan banyaknya jalur pejalan kaki dan sepeda. Konsep ini mengusahakan agar sesedikit mungkin penggunaan kendaraan bermotor yang menghasilkan polusi dan menghabiskan banyak energy. Selain itu, konsep ini meminimalkan jarak tempuh sehingga ketergantungan akan kendaraan bermotor akan berkurang. Dengan begitu kehidupan yang lebih ramah lingkungan dapat tercapai. 

Dalam berbagai diskusi tentang pola-pola ruang dan bentuk kota yang berkelanjutan, wacana yang diistilahkan sebagai Kota Kompak (compact city) tampaknya telah menjadi isu paling penting dewasa ini. Perhatian besar saat ini telah memfokuskan pada hubungan antara bentuk kota dan keberlanjutan, bahwa bentuk dan kepadatan kota-kota dapat berimplikasi pada masa depan mereka.
Tidak dipungkiri bahwa gagasan Kota Kompak didominasi oleh model dasar dari pembangunan yang padat dari banyak kota-kota bersejarah di Eropa. Maka tidak mengherankan jika para penganjur paling kuat bagi Kota Kompak adalah Komunitas Eropa (Commission of the European Communities).

Kota Kompak ini memang digagas tidak sekadar untuk menghemat konsumsi energi, tetapi juga diyakini lebih menjamin keberlangsungan generasi yang akan datang. Ada suatu hubungan yang sangat kuat antara bentuk kota dengan pembangunan berkelanjutan, tetapi sebenarnya tidaklah sesederhana itu atau bahkan langsung berbanding lurus. Ini seolah-olah telah dikesankan bahwa kota yang berkelanjutan adalah ”Mesti terdapat suatu ketepatan dalam bentuk dan skala untuk berjalan kaki, bersepeda, efisien transportasi masal, dan dengan kekompakan dan ketersediaan interaksi sosial
Namun demikian, dalam Kota Kompak ini terdapat gagasan yang kuat pada perencanaan ”urban containment”, yakni menyediakan suatu konsentrasi dari penggunaaan campuran secara sosial berkelanjutan (socially sustainable mixed uses), mengkonsentrasikan pembangunan-pembangunan dan mereduksi kebutuhan perjalanan, hingga mereduksi emisi kendaraan-kendaraan. Oleh karena itu promosi penggunaan transportasi publik/masal (public transport ), kenyamanan berlalu-lintas, berjalan kaki dan bersepeda adalah sering dikutip sebagai solusi.
Lebih lanjut, melalui perencanaan efisiensi penggunaan lahan, yang dikombinasikan dengan skema daya listrik dan pemanasan, dan bangunan hemat energi juga akan dapat mereduksi emisi-emisi polutan yang beracun. Kepadatan tinggi dapat membantu membuat persediaan fasilitas-fasilitas (amenities) dan secara ekonomis, serta mempertinggi keberlanjutan sosial.

Pada beberapa negara, terutama negara-negara maju, ide dasar kota kompak itu telah berhasil diusung ke dalam tingkat aplikasi pada sebuah atau beberapa kebijakan kota. Hal ini karena sifat responsif mereka terhadap isu-isu model pembangunan berkelanjutan (terutama gagasan wawasan lingkungan dalam kota kompak ini) dan rintangan mereka pada aspek kesejahteraan masyarakat kota relatif kecil. Selain itu, beberapa perencana meyakini secara tradisional kota-kota periode terdahulu, terutama di daratan Eropa, adalah bertipe kompak. 

Amerika Serikat, Eropa dengan Inggris dan Belanda sebagai pelopornya, Australia, dan Jepang adalah negara-negara yang saat ini secara intensif mengaplikasikan kebijakan kota kompak dalam perencanaan ruang kotanya. Di tataran negara berkembang sejak satu dasa warsa terakhir, diskusi kota kompak pun telah berlangsung dan dicoba diaplikasikan ke dalam perencanaan kotanya. Dhaka, Delhi, Bangkok, Teheran, Kairo, Cape Town, Hongkong, Taiwan, dan banyak kota di Amerika Latin adalah banyak kota yang dilaporkan telah mengadopsi ide kota kompak melalui gerakan kembali ke pusat kota.

Sulit untuk menerapkan konsep kota kompak secara utuh ke dalam perencanaan kota di negara berkembang karena banyaknya permasalahan yang ada. Pada umumnya di kota-kota Negara berkembang adalah sebagai berikut : 
  1. Kurangnya infrastruktur sosial yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang melebihi pertumbuhan ekonomi. 
  2. Meningkatnya hunian liar (sguatter
  3. Spekulasi tanah 
  4. Sulitnya urban redevelopment melalui demolisi permukiman kumuh. 
  5. Lemahnya sitem transportasi publik
  6. Kurangnya kapasitas perencanaan kota
Apabila penerapan konsep compact city dapat terlaksana dengan baik maka banyak permasalahan saat ini dapat terpecahkan, tidak hanya untuk saat ini, tapi untuk berpuluhpuluh tahun mendatang.

sumber: https://studifuturistik2013.files.wordpress.com/2013/12/compact-city-paper-15411043.pdf     http://www.radarplanologi.com/2015/12/konsep-perencanaan-compact-city-menuju-pembangunan-berkelanjutan.html



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SMART CITY

Secara harfiah, smart city dapat diartikan sebagai “kota cerdas”. Smart city adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.
Dikutip dari laman smartcityindonesia.org, sebuah kota dikatakan Smart apabila kota tersebut benar-benar dapat mengetahui keadaan kota di dalamnya, memahami permasalahan tersebut secara lebih mendalam, hingga mampu melakukan aksi terhadap permasalahan tersebut.
Sedangkan dalam buku Pengenalan dan Pengembangan Smart City, kota cerdas didefinisikan sebagai sebuah konsep pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menghubungkan, memonitor, dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan
Berdasarkan definisi tersebut, ada beberapa hal yang dapat kita garis bawahi berkaitan dengan smart city.
  • Pertama, yaitu sebuah konsep yang diterapkan oleh sistem pemerintahan daerah dalam mengelola masyarakat perkotaan. 
  • Kedua, mensyaratkan pengelolaan daerah terhadap segala sumber daya dengan efektif dan efisien. 
  • Ketiga, smart city diharapkan mampu menjalankan fungsi penyedia informasi secara tepat kepada masyarakat dan mampu mengantisipasi kejadian yang tak terduga.
Smart city berarti kota cerdas. Saat kita mengatakan suatu kota adalah kota yang cerdas, sebenarnya adalah sebuah majas personifikasi yang mengumpakan kota seperti manusia seakan kota dapat merasakan, berpikir dan bertindak terhadap kondisi internal dan eksternal dari kota tersebut.

Aspek utama Smart City 

Pada tahun 2014, Frost & Sullivan mengidentifikasi 8 aspek utama dari penerapan smart city, yaitu smart governance, smart infrastructure, smart technology, smart mobility, smart healthcare, smart energy, smart building, dan smart citizen.

Tujuan Smart City

Tujuan utama dari diadakannya smart city antara lain untuk membentuk suatu kota yang aman dan nyaman bagi warga serta untuk memperkuat daya saing kota dalam hal perekonomian. Sehingga dapat dijelaskan bahwa tujuan pelaksanaan smart city dapat dibagi menjadi 3 agenda utama, yaitu untuk menunjang kota di dalam dimensi sosial (keamanan), ekonomi (daya saing) dan lingkungan (kenyamanan).
Atau lebih umum dikutip dari laman United Nation, dapat dikatakan bahwa tujuan smart city adalah untuk membentuk kota yang Sustainable (ekonomi, sosial, lingkungan).

Penerapan Smart City Terbaik di Kota-kota Negara Maju di Dunia 

Hampir seluruh ibu kota dan kota besar di belahan dunia telah menerapkan program Smart City, baik di kota di negara eropa, amerika, asia, hingga afrika. 
 
The IESE Business School, sebuah sekolah penelitian di Spanyol telah memilih 20 kota pintar terbaik di dunia. Mereka menilainya melalui index yang disebut Cities in Motion Index (CIMI), dengan cara mengutus peneliti ke 135 kota di 55 negara di seluruh dunia dan mengukurnya dengan 50 indikator
 
Dan 20 kota pintar terbaik di dunia menurut Cities in Motion Index (CIMI) yaitu antara lain :
  1. Tokyo
  2. London
  3. New York
  4. Zürich
  5. Paris
  6. Geneva
  7. Basel
  8. Osaka
  9. Seoul
  10. Oslo
  11. Philadelphia
  12. Los Angeles
  13. Dallas
  14. Copenhagen
  15. Eindhoven
  16. Amsterdam
  17. Sidney
  18. Stockholm
  19. Chicago
  20. Baltimore

Bagaimana Perkembangan Smart City di Indonesia?

Dari 20 nama kota diatas tentu anda bisa melihat bahwa tidak ada satupun nama kota di Indonesia. Lalu bagaimana penerapan smart city di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan kota lainnya?
Ya, dibanding 20 negara diatas, kota-kota di Indonesia memang terlampau muda dan dapat dibilang terlambat dalam menerapkan smart city, sehingga masih jauh dari kata prestasi, apalagi dampak besar secara langsung yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
Meski begitu Pemerintah Provinsi Jakarta tengah berbenah diri dan berupaya menerapkan pelayanan pemerintahannya, khususnya berupaya menerapkan program Smart City melalui ruang Jakarta Smart City Lounge, dimana ruang tersebut merupakan command center yang mengoperasikan segala komponen TIK Smart City. Dari ruang tersebut staf Smart City melalui aplikasi yang dibuat Tim Jakarta Smart City Lounge bisa menerima pengaduan warga terkait permasalahan sosial, mulai dari banjir, kemacetan, sampah, tempat wisata, wilayah rawan kriminalitas hingga pelayanan izin dan sebagainya.
Jakarta Smart City Lounge
Jakarta Smart City Lounge
 
Sementara itu di Bandung, Pemkot Bandung dengan serius mengagendakan Bandung Smart City. Pemkot Bandung dan Dewan Pengembangan Bandung Kota Cerdas berkomitmen menjadikan Bandung Juara, sebagai kota yang nyaman dan unggul. Melalui ruang Bandung Commad Center, terdapat 5 aspek utama yang dikedepankan antara lain partiwisata dan transportasi, pelayanan publik dan bisnis, pendidikan dan kesehatan, serta pengelolaaan pemerintah.
 
Bandung Commad Center
Bandung Commad Center
 
 
Dikutip dari bandung.go.id, Kota Bandung mewakili Indonesia terpilih masuk finalis 6 besar dunia untuk Inovasi Smart City dari World Smart City Organisation 2015 di Barcelona. Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga pernah berucap bahwa targetnya Bandung dapat menginisiasi 1000 aplikasi untuk kepentingan publik.
 
Konsep smart city yang dimilik oleh Bandung Smar City meliputi citizen complaint online, Rapor camat/lurah oleh warga (SIP), Perizinan Online (Hay.U), monitoring program kerja Pemkot (Silakip), komunikasi aktif warga melalui akun Twitter tiap Dinas, dan masih banyak lagi rencana kedepannya.
Jakarta dan Bandung nampaknya memang yang saat ini paling sukses penerapan Smart City di Indonesia.

sumber: http://smartcity.wg.ugm.ac.id/?p=5958 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS