SMART
ECONOMY
Smart
Economy, dengan pertanyaan besarnya adalah bagaimana TI bisa
jadi media untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat kota. Kuncinya adalah
dengan menggunakan TI maka peluang untuk membentuk jaringan sosial yang baru
terbuka sangat lebar. Generasi muda sangat aktif menggunakan media sosial
membuat mereka mempunyai akses informasi yang besar, jaringan sosial yang luas,
sehingga menjangkau audiens yang lebih luas. Pemanfaatan potensi ini untuk
mendukung kewirausahaan (technopreneur) akan sangat positif. Dengan akses
terhadap TIK yang merata pada warga kota, seperti tersedianya akses internet
cepat dan murah, kecilnya gap warga terhadap teknologi baru, maka akan membuat
aktivitas ekonomi menjadi bergairah dengan mudahnya melihat potensi bisnis yang
mendorong kemunculan entrepreneur entrepreneur baru.
Smart
Economy diringkas
menjadi dua hal. Pertama membuka akses informasi yang luas sehingga
meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas ekonomi yang efektif.
Kedua untuk aktivitas bisnis yang sudah berjalan, akan mereduksi biaya
operasional lebih minimal, lebih produktif dan tumbuh dalam konteks ’sustainable’.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana membuat bisnis lebih produktif serta efisien,
salah satu jawabannya adalah Datafication, alias
mengusahakan semua aktivitas bisnis dapat direpresentasikan dalam bentuk data
dan tercatat, untuk itu perlu ‘attitude / SOP’ yang disiplin dalam usaha usaha untuk
tertib data (data entry),
pengumpulan data, crawling data, data analytics dan lain lain.
SMART
PEOPLE
Smart people adalah salah satu
dimensi penting dari smart city, smart people dapat disebut sebagai masyarakat
yang ikut berpatisipasi secara langsung demi terciptanya smart city dan juga
mendukung untuk pembentukan smart city
Pengaruh Smart People Dalam Smart City
Modal sosial dalam smart people terhadap smart city sangat terpengaruh besar melalui menguat:
1. Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap kepentingan publik
2. Meluas partisipasi dalam proses demokrasi antar masyarakat
3. Menguatnya serasian, dan menurunnya kejahatan
Modal sosial dalam smart people terhadap smart city sangat terpengaruh besar melalui menguat:
1. Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap kepentingan publik
2. Meluas partisipasi dalam proses demokrasi antar masyarakat
3. Menguatnya serasian, dan menurunnya kejahatan
Peran smart people terhadap smart city
Peran smart people terhadap smart city yaitu sebagian dari masyarakat ikut
berpartisipasi terhadap perkembangan kota tersebut. Jadi dapat diartikan
masyarakat yang mendukung kotanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Smart
people dapat berupa komunitas ataupun kumpulan dari sebagian masyarakat yang
memiliki gagasan untuk membangun kotanya agar lebih maju
SMART GOVERNMENT
Smart Government merupakan salah satu elemen dasar
yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Smart City. Secara umum, Smart Government
adalah istilah yang merujuk pada pengimplementasian ICT pada layanan publik di
bidang pemerintahan secara efektif. Sedangkan, Smart City selain mencakup
administrasi pemerintahan juga menangani layanan kesehatan, transportasi,
pendidikan, dan sebagainya.
Pertanyaan seputar konsep penggabungan jalan keluar
permasalahan layanan administratif di masyarakat dengan teknologi sudah menjadi
perbincangan hangat di seluruh dunia sejak lama. Hal itu juga lah yang kemudian
mendorong munculnya istilah e‐government
di masa lalu.
Kala itu, e‐government
berfokus pada inisiatif supaya teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dan efektivitas pelayanan publik. Kemudian beberapa waktu setelahnya,
implementasi e‐government
mulai terlihat dengan adanya pelayanan secara real‐time dan lebih cepat di instansi‐instansi pemerintahan. Sayangnya, kelemahan dari konsep
e‐government adalah pelayanannya
bersifat eksklusif, artinya masih terpisah‐pisah untuk
tiap layanan dan instansi.
Dengan landasan e‐government
yang sudah ada, maka kemudian muncul versi pembaruan yang bernama Smart
Government. Di dalam Smart Government, pelayanan publik dilakukan secara
terpusat, sistem pelayanannya sudah terintegrasi. Dampaknya adalah sistem dalam
Smart Government dapat menopang dan menjamin kemudahan akses layanan secara
efektif.
Dalam beberapa praktiknya di Indonesia sampai saat ini, Smart
Government memiliki nama dan integrasi sistem yang berbeda‐beda untuk tiap daerah. Namun konsep yang dibawa sebenarnya
sama, yaitu pada kemudahan pelayanan publik dan perizinan. Contohnya Pemerintah
Kota Surabaya dan Kabupaten Sleman, melalui mesin bernama e‐Kios. Sistem e‐Kios adalah kios
pelayanan publik yang bersifat real‐time dan satu pintu.
Melalui e‐Kios masyarakat bisa mengajukan semua bentuk perizinan dan
permohonan jasa publik tanpa harus berpindah dari satu instansi pemerintah ke
instansi lain. Hingga April 2015, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,
mengatakan bahwa sudah ada 203 e‐Kios di seluruh
Surabaya.
Sedangkan di Jakarta dan Bandung, selain kemudahan
pelayanan publik dan perizinan, konsep lain Smart Government‐nya adalah transparansi. Yaitu
mendekatkan masyarakat dengan pegawai pemerintahan. Pengaduan kepada pemerintah
dan pemberian reputasi kepada perangkat daerah dapat dilakukan secara langsung
melalui aplikasi online.
Beberapa kota tersebut juga
mengintegrasikan Smart Government secara langsung dengan aplikasi besar Smart
City. Keseriusan Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan integrasi ini
dibuktikan dengan dibangunnya Command Center, pusat kendali untuk seluruh
komponen Smart City termasuk Smart Government.
Langkah serupa juga segera diwujudkan oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.Pasca terwujudnya Smart Government, berarti pemerintah
daerah tidak lagi hanya berlomba dengan daerah lain secara nasional dalam hal
kualitas pelayanan publik, tetapi juga secara global. Smart Government diarahkan
supaya mampu membangun Smart City yang ramah bagi semua orang.
Artinya, Smart Government harus mampu
mempertahankan dan meningkatkan kemudahan akses all‐in‐one. Tidak ada lagi
kebingungan, antri panjang di berbagai instansi pemerintahan, dan mengisi
formulir kertas berlembar‐lembar.
SMART
MOBILITY
Salah
satu indikator smart city adalah smart mobility, yaitu sistem pergerakan yang
memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin
dan secepat mungkin. Adapun indikator dari smart mobility, menurut Boyd Cohen,
ada tiga yaitu Mixed modal access, Prioritized clean and non-motorized options,
and integrated ICT.
Inti
dari pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan adalah aksesibilitas dan mobilitas,
sistem pergerakan yang baik adalah sistem dengan tingkat aksesibilitas yang
tinggi dan dengan mobilitas yang juga tinggi. Namun tingkat aksesibilitas dan
mobilitas yang tinggi saja tidak cukup untuk mengatakan suatu sistem pergerakan
cerdas, sistem pergerakan yang cerdas adalah sistem pergerakan yang
meminimalisir pergerakan itu sendiri.
Jadi,
smart mobility dapat diartikan sebagai sebuah kota dengan sistem pergerakan
yang memungkinkan pencapaian tujuan dengan pergerakan yang sesedikit mungkin
(less mobility), hambatan serendah mungkin (move freely), dan waktu tempuh
sesingkat mungkin (less travel time).
SMART
ENVIRONMENT
SMART ENVIRONMENT adalah suatu lingkungan yang ditunjang oleh
adanya teknologi yang berkembang secara pesat.
Lingkungan cerdas meliputi aspek-aspek berikut :
1. Teknologi informasi
2. Komunikasi nirkabel
3. Sistem operasi
4. Speech recognition
5. Pengolahan citra, gambar pengakuan
6. Sensor desain kalibrasi, Motion deteksi
7. Pemrosesan paralel
8. Jaringan komputer
9. Desain algoritma
10. Sensor
Teknologi penunjang lingkungan cerdas :
1. Sumber energi
Sumber energi bagi peralatan pervasif sangat menetukan dalam menjalankan lingkungan pintar.
2. Jaringan
Yang termasuk dalam jaringan adalah infrastruktur penghubung dan protokol pertukaran data. Infrastruktur penghubung erat kaitannya dengan topologi jaringan dan berbagai masalah yang terkait di dalamnya.
3. Aktuator
Akuator adalah alat penampil informasi dan yaang bertindak berdasarkan input. akuator dapat berupa layar, cahaya pompa dan lain sebagianya. Akuator memeiliki karakteristik yang sama dengan sensor dan terkadang berada dalam satu perangkat yang sam.
4 Middleware
Middleware adalah infrastruktur pelayan yang memperoses data-data dalam lingkungan pintar sehingga dapat interpretasikan.
5. Aplikasi
Aplikasi adalah bagaimana aplikasi dapat beradaptasi terhadap keadaan yang berubah-ubah. sebuah aplikasi tidak lagu harus mengeksekusi secara efesien.
Lingkungan cerdas meliputi aspek-aspek berikut :
1. Teknologi informasi
2. Komunikasi nirkabel
3. Sistem operasi
4. Speech recognition
5. Pengolahan citra, gambar pengakuan
6. Sensor desain kalibrasi, Motion deteksi
7. Pemrosesan paralel
8. Jaringan komputer
9. Desain algoritma
10. Sensor
Teknologi penunjang lingkungan cerdas :
1. Sumber energi
Sumber energi bagi peralatan pervasif sangat menetukan dalam menjalankan lingkungan pintar.
2. Jaringan
Yang termasuk dalam jaringan adalah infrastruktur penghubung dan protokol pertukaran data. Infrastruktur penghubung erat kaitannya dengan topologi jaringan dan berbagai masalah yang terkait di dalamnya.
3. Aktuator
Akuator adalah alat penampil informasi dan yaang bertindak berdasarkan input. akuator dapat berupa layar, cahaya pompa dan lain sebagianya. Akuator memeiliki karakteristik yang sama dengan sensor dan terkadang berada dalam satu perangkat yang sam.
4 Middleware
Middleware adalah infrastruktur pelayan yang memperoses data-data dalam lingkungan pintar sehingga dapat interpretasikan.
5. Aplikasi
Aplikasi adalah bagaimana aplikasi dapat beradaptasi terhadap keadaan yang berubah-ubah. sebuah aplikasi tidak lagu harus mengeksekusi secara efesien.
SMART LIVING
Smart living merupakan paradigma gaya hidup yang
mengutamakan kecermatan, kepraktisan, dan kreativitas. Menurut Ossiatzki
(konsultan arsitek design) “Konsep smart living intinya
merupakan konsep tempat tinggal yang tak hanya berpusat pada estetika, namun
juga kondisi sang pemilik dan lingkungan sekitarnya”. Konsep smart living
adalah solusi yang tepat untuk gaya hidup modern saat ini. Salah satu gaya
hidup yang di terapkan adalah green lifestyle, yang diyakini akan dapat
memberikan kehidupan yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan dan generasi
mendatang.
Saat ini, konsep smart living memang sedang diterapkan
oleh banyak pengembang perumahan, dikarenakan gaya hidup praktis memang
dianggap mampu menjawab kebutuhan akan perumahan mengingat kondisi perumahan
dan tata ruang saat ini yang semakin sempit. Dalam merancang rumah memang
selalu dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan kiat-kiat baru. Dalam menciptakan
smart living, membutuhkan 4 aspek, yaitu;
Kenyamanan
Sebuah
tempat tinggal harus membuat pemiliknya merasa nyaman. Definisi nyaman berarti
sang pemilik merasa rumahnya adalah tempat di mana dirinya mendapatkan privasi
yang mereka inginkan tanpa merasa terganggu. Keadaan serta kondisi rumah pun
harus sesuai dengan keinginan sang pemilik.
Keamanan
Aspek lain
yang berkesinambungan dengan kenyaman ialah keamanan. Sebuah hunian atau tempat
tinggal harus memberikan rasa aman tak hanya bagi pemilik, namun juga bagi
keluarga dan material penyusunnya. Selain itu, lingkungan tempat tinggal juga
harus memberikan rasa aman.
Sehat
Hunian yang
sehat harus memiliki sistem ventilasi yang baik di mana aliran udara dapat
dengan mudah keluar masuk rumah. Tak hanya itu, banyak rumah dengan
konsep smart living memiliki jendela kaca besar sehingga
pencahayaan alami didapatkan di siang hari dan mengurangi pemakaian listrik.
Sistem drainase dan tempat pembuangan sampah pun harus
diperhatikan. Pasalnya, hunian sehat tak hanya menyehatkan sang pemilik rumah,
namun harus juga menyehatkan orang dan lingkungan sekitar.
Efisien
Efisien
berarti semua ruangan memiliki fungsi masing-masing dan tidak ada satu pun
sudut ruangan tersebut yang tidak terpakai atau dibiarkan kosong.
Dalam konsep smart living ini berarti bahwa
manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut
bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri.
Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan
hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas
kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari
pendidikan yang berkualitas.
Manfaat
Smart Living :
- Kemudahan akses terhadap layanan pendidikan
- Kemudahan akses terhadaplayanan kesehatan
- Pengembangan peran media
- Kemudahan akses terhadap jaminan keamanan
MILENIUM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
Millineum
Developments Goals atau biasa disingkat MDGS yaitu kebijakan yang telah dibuat
oleh PBB dan sudah di tandatangani lebih dari 16 negara salah satunya adalah
Indonesia. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium, dimana dalam mewujudkan misi ini progress kerjanya yaitu dari
tahun 2000-2015.
Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
MDGs sendiri memiliki 8 pokok tujuan yang harus di capai yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
MDGs sendiri memiliki 8 pokok tujuan yang harus di capai yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
CONTOH
SMART CITY DI INDO
1. Surabaya
2. Makassar
3. Balikpapan
4. Palembang
5. Bandung dll
CONTOH
SMART CITY DI LUAR NEGERI
1. Berlin, Germany
2. Sydney, Australia
3. Singapore
4. Tokyo, Jepang
5. Seoul, Korea Selatan
6. New York, Amerika dll.
ISLAMIC
CITIES
Kota atau masyarakat yang Islami adalah
kota atau masyarakat yang mendasarkan tata cara hidupnya berdasarkan keimanan
kepada Allah, Rasul-Nya dan Hari Akhir.
Dengan berdasarkan pada indikator yang semestinya seperti
di atas, maka tidak akan mungkin seseorang itu disebut “Hindu-Islami”,
“Kristen-Islami”. Seorang Hindu tidak percaya kepada Allah Yang Maha Esa
mustahil disebut Islami. Seorang Kristen yang tidak percaya risalah Nabi
Muhammad Saw tidak masuk akal disebut Islami.
Hindui-Islami atau Kristiani-Islami
adalah dua hal yang bertolak belakang. Jadi, tidak mungkin masyarakat yang
Kristen pada saat sama Islami. Jika masyarkat Non-Muslim itu mengamalkan
sebagian kecil ranting-ranting Islam pun tidak serta merta disebut Islami.
Sebab, pondasinya saja tidak Islam. Sesuatu itu tegak tergantung pondasi dan
akar. Bukan pada ranting dan cabang.
GREEN
CITY
Tujuan dari
Green City sendiri yaitu untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang
berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan
dengan kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi
pembangunan sosial
Dalam Green
City ini terdapat 8 elemen yaitu :
·
Green
planning and design (Perencanaan dan rancangan hijau)
merupakan perencanaan tata ruang
yang berprinsip pada konsep pembangunan kota berkelanjutan. Green city menuntut
perencanaan tata guna lahan dan tata bangunan yang ramah lingkungan serta
penciptaan tata ruang yang atraktif dan estetik.
·
Green
open space ( Ruang terbuka hijau)
Ruang terbuka hijau adalah salah satu elemen
terpenting kota hijau. Ruang terbuka hijau berguna dalam mengurangi polusi,
menambah estetika kota, serta menciptakan iklim mikro yang nyaman. Hal ini
dapat diciptakan dengan perluasan lahan taman, koridor hijau dan lain-lain
·
Green
waste (Pengelolaan sampah hijau)
Green waste adalah pengelolaan sampah hijau yang
berprinsip pada reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang) dan recycle
(daur ulang). Selain itu, pengelolaan sampah hijau juga harus didukung oleh
teknologi pengolahan dan pembuangan sampah yang ramah lingkungan. Contoh
penerapan konsep zero waste ini yaitu sebagai berikut:
Penanganan
Sampah 3-R
Pemilahan
Sampah
Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
·
Green
transportation ( Transportasi hijau)
Green transportation adalah transportasi umum hijau
yang fokus pada pembangunan transportasi massal yang berkualitas dengan
tujuannya yaitu untuk meningkatkan penggunaan transportasi massal, mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang mendukung
perkembangan transportasi massal, mengurangi emisi kendaraan, serta menciptakan
ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.
·
Green
water ( Manajemen air yang hijau)
Konsep green
water bertujuan untuk penggunaan air yang hemat serta penciptaan air yang
berkualitas. Dengan teknologi yang maju, konsep ini bisa diperluas hingga
penggunaan hemat blue water (air baku/ air segar), penyediaan air siap minum,
penggunaan ulang dan pengolahan grey water (air yang telah digunakan), serta
penjagaan kualitasgreen water (air yang tersimpan di dalam tanah).
Konsep
perencanaan green water yang berdasarkan P2KH, meliputi pemenuhan 3 aspek
terkait kondisi ketersediaan sumber airnya, yaitu:
· Kualitas air : pengembangan sistem pengelolaan sumber daya
air yang ramah lingkungan
· Kuantitas air : pengembangan sistem pengelolaan sumber
daya air yang menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat
· Kontiunitas air : menjamin ketersediaan air sepanjang
waktu
·
Green
enery ( Energi hijau)
Green energi adalah strategi kota hijau yang fokus
pada pengurangan penggunaan energi melalui penghemetan penggunaan serta
peningkatan penggunaan energi terbaharukan, seperti listrik tenaga surya,
listrik tenaga angin, listrik dari emisi methana TPA dan lain-lain.
Penerapan konsep green energy pada perencanaan kota
hijau yaitu terkait penggunaan energi yang efektif dan ramah lingkungan. Dengan
indikator :
• Efisiensi energi : penghematan energi
• Energi terbarukan : pembuatan kebijakan
penggunaan energi terbarukan
• Perubahan iklim : menyiapkan
rencana pengurangan emisi karbon dari kegiatan perkotaan (industri, transportasi dan
pengolahan limbah)
·
Green
building ( Bangunan hijau)
Green building adalah struktur dan rancangan bangunan
yang ramah lingkungan dan pembangunannya bersifat efisien, baik dalam
rancangan, konstruksi, perawatan, renovasi bahkan dalam perubuhan. Green
building harus bersifat ekonomis, tepat guna, tahan lama, serta nyaman. Green
building dirancang untuk mengurangi dampah negatif bangunan terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan dengan penggunaan energi, air, dan lain-lain yang
efisien, menjaga kesehatan penghuni serta mampu mengurangi sampah, polusi dan
kerusakan lingkungan.
·
Green
community ( Komunitas hijau)
Green community adalah strategi pelibatan berbagai
stakeholder dari kalangan pemerintah, kalangan bisnis dan kalangan masyarakat
dalam pembangunan kota hijau. Green community bertujuan untuk menciptakan
partisipasi nyata stakeholder dalam pembangunan kota hijau dan membangun
masyarakat yang memiliki karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan, termasuk
dalam kebiasaan membuang sampah dan partisipasi aktif masyarakat dalam
program-program kota hijau pemerintah.
Dalam menerapkan konsep green city ini maka kita pasti
akan menemukan kelebihan ataupun kekurangan dari konsep tersebut yang
salah satunya yaitu pada kelebihannya berupa konsep green city ini dapat
memenuhi kebutuhan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu kawasan atau
kota, sehingga dapat mengurangi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan,
kemudian dapat meminimalisirkan timbulnya bencana alam, mengurangi tingkat
polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan ataupun kegiatan industri lainnya,
serta mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkan.
Sedangkan kekurangannya berupa kurangnya kajian
mengenai suatu keadaan atau kondisi yang ada pada suatu kota atau wilayah
tertentu. Karena apabila kita melakukan kesalahan dalam menganalisa dan
mengkaji kondisi suau wilayah maka akan menimbulkan permasalahan yan dapat
mempengaruhi penerapan konsep green city ini. Lalu pelaksanaan dalam
penerapannya yang tidak tertata sehingga menimbulkan citra penghijauan yang
asal jadi tanpa melihat bagaimana dampak positif dan negatif dari penerapan
konsep ini.
ECO
CITY/ECO TOWN
Konsep
Eco City adalah konsep yang diterapkan oleh sebuah kota yang ramah lingkungan
dan juga untuk menjadi kota yang berkelanjutan. Konsep ini diterapkan di
negara-negara maju seperti Jerman, Amerika, Singapura, dan Inggris. Yang
dimaksud kota yang berkelanjutan adalah kota yang mampu memanajemen kotanya
dalam segala aspek baik lingkungan, ekonomi, Sumber Daya Alam, dan manusianya
sendiri.
Konsep ini mengajarkan kita untuk kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada. Kita diajak untuk tidak membawa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, membuat Ruang Terbuka Hijau, dan juga tidak merusak lingkungan alam. Saat ini pemanasan global sudah banyak membawa dampak yang buruk bagi negara-negara di dunia. Sehingga negara-negara maju menerapkan konsep ini.
Pertambahan penduduk juga menjadi faktor pendorong diterapkannya konsep ini. Dengan bertambahnya penduduk maka lahan yang ada pun semakin berkurang sehingga tidak adanya ruang terbuka hijau sehingga kota tidak menjadi berkelanjutan. Kota yang ideal seharusnya memiliki 30% ruang terbuka hijau dari luas kota seluruhnya. Untuk menerapkan konsep ini maka dibutuhkan strategi berikut.
1. Look
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah look (melihat). Kita harus melihat kota yang berhasil menerapkan konsep eco city seperti di Singapura.
2. Copy
Langkah selanjutnya yaitu copy. Setelah kita melihat negara tersebut dan mempelajari tentang tata ruang kota di negara tersebut kemudian kita terapkan di kota kita seperti di Jakarta
3. Add (inovasi)
Langkah yang terakhir yaitu inovasi. Kita membutuhkan inovasi dalam menerapkan konsep tersebut karena tidak semua negara sama. Contoh di Indonesia. Kita tidak dapat langsung menerapkan konsep ini karena kondisi alam, geografis, dan topografi yang berbeda dengan Singapura sehingga dibutuhkan inovasi dalam menerapkan konsep ini di Indonesia.
Konsep ini mengajarkan kita untuk kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada. Kita diajak untuk tidak membawa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, membuat Ruang Terbuka Hijau, dan juga tidak merusak lingkungan alam. Saat ini pemanasan global sudah banyak membawa dampak yang buruk bagi negara-negara di dunia. Sehingga negara-negara maju menerapkan konsep ini.
Pertambahan penduduk juga menjadi faktor pendorong diterapkannya konsep ini. Dengan bertambahnya penduduk maka lahan yang ada pun semakin berkurang sehingga tidak adanya ruang terbuka hijau sehingga kota tidak menjadi berkelanjutan. Kota yang ideal seharusnya memiliki 30% ruang terbuka hijau dari luas kota seluruhnya. Untuk menerapkan konsep ini maka dibutuhkan strategi berikut.
1. Look
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah look (melihat). Kita harus melihat kota yang berhasil menerapkan konsep eco city seperti di Singapura.
2. Copy
Langkah selanjutnya yaitu copy. Setelah kita melihat negara tersebut dan mempelajari tentang tata ruang kota di negara tersebut kemudian kita terapkan di kota kita seperti di Jakarta
3. Add (inovasi)
Langkah yang terakhir yaitu inovasi. Kita membutuhkan inovasi dalam menerapkan konsep tersebut karena tidak semua negara sama. Contoh di Indonesia. Kita tidak dapat langsung menerapkan konsep ini karena kondisi alam, geografis, dan topografi yang berbeda dengan Singapura sehingga dibutuhkan inovasi dalam menerapkan konsep ini di Indonesia.
WATERFRONT
CITY
Waterfront
City merupakan Kota di tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau.
Pengertian “waterfront” dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah
tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan. Waterfront
Development diartikan suatu proses pembangunan yang memiliki kontak visual dan
fisik dengan air, pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya
berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota
berorientasi pada perairan.
SUMBER
Andre.
2015. Smart Economy: Smart City dalam
Konteks Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Hendri,
Yuli. 2015. Konsep Smart City;Smart
Mobility. SAAPK – ITB.